Dini hari ini begitu syahdu. Jarum jam telah beranjak ke pukul 02.00. Sambil membuka notebook lawas kesayangan untuk menyelesaikan beberapa tugas yang tertunda, mengalunlah beberapa lagu yang menggugah jiwa yang begitu lemah ini. Lagu pertama yang terpilih secara acak di media player langsung menembus ke jantung hati, The Chosen One dari Maher Zain.
Sosok terpilih. Begitu banyak sosok terpilih di dalam setiap panggung kehidupan. Dari masa ke masa, dari satu tempat ke tempat lain, dan juga dari satu lingkungan ke lingkungan berikutnya. Tapi sosok terpilih yang dilantunkan dalam syair lagu ini sangat berbeda. Begitu istimewa. Bahkan, teramat sangat istimewa. Sesorang yang diciptakan sebagai makhluk terbaik, yang membawa pesan terbaik, yang mengajarkan bagaimana seharusnya hidup, yang begitu baik dan penuh perhatian, yang begitu cinta terhadap ummatnya melebihi cintanya pada dirinya sendiri, yang membawa secercah cahaya di masa kegelapan peradaban.
Dialah yang terpilih dan dipilih oleh Sang Khalik sebagai manusia terbaik. Mengikuti sejarah hidupnya akan membuat kita tak mampu berkata-kata. Terlalu banyak kisah luar biasa. Terlalu banyak jejak-jejak risalah yang mempesona. Maka, tak mengherankan apabila The Chosen One ini mengundang rindu dari semua orang yang beruntung mendapatkan petunjuk dalam hidupnya. Di sepanjang sejarah, hingga peradaban berakhir pada masanya kelak.
Jika kita melihat dalam keseharian hidup, akan banyak orang-orang yang terpilih. Terpilih untuk berbagai macam alasan, juga berbagai macam sebab. Ada yang terpilih sebagai Presiden. Terpilih sebagai seorang Kepala Daerah, terpilih sebagai ketua sebuah organisasi, terpilih sebagai seorang Guru, terpilih sebagai seorang Ayah, ataupun terpilih sebagai seorang Istri. Masing-masing diri kita sesungguhnya terpilih untuk memerankan perannya masing-masing.
Lantas, kenapa banyak orang tidak bersyukur atas keterpilihan dirinya? Banyak diantara kita yang menyia-nyiakan amanah keterpilihan itu. Barangkali banyak diantara kita yang tidak menyadari bahwa, sekecil apapun amanah keterpilihan itu, sesungguhnya adalah karunia terbesar dari Sang Pencipta. Dan sebagai bentuk syukur dari itu, maka kita pun harus bersungguh-sungguh dalam menunaikan berbagai kewajibannya.
Terpilih oleh seorang wanita untuk dijadikan sebagai pendamping hidupnya adalah anugerah. Begitu juga sebaliknya. Terpilih sebagai seorang ayah dengan amanah titipan anak-anak juga merupakan kenikmatan yang luar biasa. Terpilih menjadi seorang pendidik juga merupakan kemuliaan. Begitu banyak orang diluar sana yang merindukan kehadiran buah hati, pendamping hidup, ataupun pekerjaan terbaik. Mereka belum sempat terpilih untuk mendapatkan semua itu. Sementara sebagian dari kita, sudah mendapatkannya. Lantas, nikmat Tuhan manakah yang dapat kita dustakan?
Begitu banyak amanah yang kita sia-siakan. Begitu banyak tanggung jawab yang kita telantarkan. Begitu banyak kewajiban yang tidak kita tunaikan. Untuk semua kelalaian ini, semoga Allah memberikan kesempatan untuk perbaikan. Sebuah kesempatan untuk menebus ketidakseriusan kita. Semoga Allah juga memberikan kekuatan pada diri kita semua untuk bisa bersyukur atas apa yang telah kita peroleh saat ini, dan melaksanakan segala amanah yang telah dititipkan pada diri kita.
Ketika diri ini semakin tertunduk karena banyaknya kealpaan, lagu itu terus mengalir dengan lantunan bait yang begitu indah. Kami sangat rindu kepadamu ya Rasulullah….
In the time of darkness and greed
It is your light that we need
You came to teach us how to live
Muhammad Ya Rasulullah
You were so caring and kind
Your soul was full of light
You are the best of mankind
Muhammad Khairu Khalqillah
Sallu ‘ala Rasulillah, Habibil Mustafa
Peace be upon The Messenger
The Chosen One
From luxury you turned away
And all night you would pray
Truthful in every word you say
Muhammad Ya Rasulullah
Your face was brighter than the sun
Your beauty equalled by none
You are Allah’s Chosen One
Muhammad Khairu Khalqillah
Sallu ‘ala Rasulillah, Habibil Mustafa
Peace be upon The Messenger
The Chosen One
Temukan informasi histori tulisan dari Mas Atang Trisnanto pada menu Arsip 2015 – 2023